Sabtu, 03 Januari 2015

Membedakan MLM Asli dan Palsu

1. Kalau anda mendapat tawaran peluang MLM, perhatikan sistemnya.
Menurut situsweb mlmlaw.com, anda harus tanya kepada orang yang
menawarkan bisnis ini, "APAKAH TANPA MEREKRUT DOWNLINE SAYA BISA
MENDAPAT UNTUNG DI BISNIS INI ?". Jika jawabnya adalah TIDAK, maka MLM
itu pasti asal-asalan, penipuan, dan piramid
murni.
2. Periksa sistemnya, apakah di MLM itu dimungkinkan DOWNLINE BISA
MELAMPAUI UPLINE DALAM BONUS DAN JENJANG ?.

Ciri MLM sejati adalah "Bisa mendapat untung tanpa merekrut downline"
dan "Ada mekanisme dimana Downline bisa melampaui Upline dalam bonus
dan jenjang". Sekarang, point ke tiga adalah :

3. Dalam MLM sejati, bonus didapat dari TRANSAKSI PRODUK di dalam
group, bukan dari uang PENDAFTARAN ANGGOTA BARU.

Kita akan lihat beberapa karakter perusahaan MLM yang asal-asalan.

Biasanya mereka hanya punya satu atau dua jenis produk saja, atau
bahkan tidak ada produknya sama sekali. Dan agar terjadi perputaran
uang yang sangat besar (untuk meraup profit dengan cepat), maka harga
produk dimarkup habis-habisan sehingga terjadilah BV (bonus value)
yang tinggi. Dengan BV yang tinggi ini, jelas mereka bisa menjanjikan
bonus hingga Milyaran rupiah (di atas kertas).

Kita baca di koran-koran, banyak orang mendadak menjadi gila dengan
menjual tanah atau perhiasan untuk ikut MLM model ini. Akhirnya
uangnya ditukar dengan produk yang seharusnya bernilai rendah. Produk
ini tidak laku dijual di pasaran bebas karena memang tidak ada
nilainya.

Karena itu jangan cepat terpukau dengan rayuan : " TIDAK PERLU MENJUAL
!, TIDAK PERLU TRAINING, TIDAK PERLU INI..ITU". Justru di balik
informasi itu ada perangkap yang bisa membuat amblas uang kita.

Point nomor 3 ini bisa dikembangkan lagi. Karena produk cuma satu,
biasanya MLM yang asal-asalan akan menganjurkan anggotanya untuk
melakukan re-entry (pendaftaran ulang). Mereka pasti akan mengimingi
uang, bukannya produk yang bermutu. Anggota diminta mendaftar ulang
hanya dengan tujuan mendapat bonus tinggi, dan bukan membeli barang
(re-order).

Di sebuah MLM, ada kata-kata yang pernah saya dengar, "Di MLM kami
tidak ada Upline atau Downline yang abadi. Dan kami tidak mengharuskan
tutup poin seperti MLM lain". Kalau ada sistem MLM yang mengijinkan
re-entry (membeli kavling/keanggotaan lebih dari satu), mereka pasti
sedang melindungi produknya yang mahal tapi tidak bermutu. Dan kalau
ada statement 'tidak perlu tutup poin' pasti ditutupi dengan markup
harga yang sangat tinggi.

Statement "tidak ada upline yang abadi" itu bagi saya sangat aneh dan
kontradiktif. Kelihatannya mereka menanamkan suatu rasa 'iri' terhadap
upline yang tampak memeras uang downline. Pikir saya, kalau mereka
tidak setuju dengan organisasi upline-downline, mengapa pula mereka
terjun di perusahaan MLM ?. Berarti di sistem mereka, masih ada hal
yang belum beres.

Disadur dari:
http://groups.yahoo.com/group/gauldong/message/2821

Tidak ada komentar:

Posting Komentar